Just for The References

JUst For the references

Source :KOTAKITAKU

Konsep Taman Kota di CBD-Qingdao,China Timur

Taman Kota sudah merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat kota yang umumnya padat penduduk. Di Indonesia yang iklimnya panas, taman kota yang indah dan rindang dapat memberikan kesejukan bagi masyarakat yang lewat dengan kendaraan maupun yang berjalan jalan di taman tersebut. Bagaimana perbandingannya dengan negara lain ? mari kita lihat berikut ini di China. 

Baca selengkapnya »

Konsep Perluasan Perpustakaan Nasional Austria di Wina

Ide ide kreatif selalu digali dari warga kota dalam bentuk ikut berpartisipasi memilih model bangunan yang disayembarakan sehingga masyarakat merasa sangat memiliki bangunan dan fasilitas tersebut (self belonging). Dengan adanya gambar gambar ini diharapkan arsitek, desainer kota,  Pemerintah Kota dan masyarakat di Indonesia diharapkan dapat terinspirasi untuk membuat karya karya yang spektakuler di era global saat kini.

Baca selengkapnya »

Grand Design Pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta

Percepatan  proses pengembangan Bandara Soekarno-Hatta mutlak untuk dilakukan. Hal itu mengingat jumlah pergerakan penumpang saat ini telah mencapai dua kali lipat dari kapasitas yang tersedia, yaitu 44,3 juta penumpang per tahun yang dilayani 14 maskapai pada jalulr penerbangan domestik dan 41 maskapai di rute internasional.

Baca selengkapnya »

Konsep Movieland-Indonesia : Pusat Industri Film & TV

Proyek ini adalah visi dari Jababeka untuk masa depan industri pertelevisian, radio dan film di Indonesia. Posisinya yang strategis di pusat kota Jababeka memudahkan untuk menggunakan berbagai infrastruktur dan failitas yang ada khususnya untuk

Baca selengkapnya »

Rabu, 22 Februari 2012

Coober Pedy, Kota Yang Ada Di Bawah Gurun Australia

Coober Pedy merupakan sebuah kota yang terletak di bagian utara Australia Selatan dan dikenal sebagai ibukota opal dunia, karena hampir 95 persen dari pasokan opal dunia berasal dari tambang setempat. Ini kota kecil dengan penduduk sekitar 3000 memiliki cara hidup yang unik - hampir setengah dari mereka hidup di bawah tanah.

Kembali pada tahun 1916 ketika orang-orang pindah ke Coober Pedy untuk tambang opal, suhu musim panas yang keras mengusir mereka ke dalam gua-gua yang digali ke lereng bukit. Ketika suhu di luar mengamuk lebih dari 40 derajat Celcius, suhu di bawah tanah tetap nyaman dan hampir terus-menerus sepanjang tahun. Bahkan saat ini, orang kota lebih memilih untuk membangun rumah mereka di gua-gua bawah tanah. Bahkan, banyak dari rumah yang ditinggali sekarang adalah sisa dari jalur tambang opal.

Membangun rumah baru di Coober Pedy jauh lebih murah dan lebih cepat dibandingkan dengan metode pembangunan konvensional. Rumah modern bukan dalam gua seperti yang orang-orang bayangkan namun digali ke sisi bukit. Pintu masuk biasanya di tepi jalan, dan kamar digali jauh kesamping arah bukit.

Ada lapangan golf lokal - kebanyakan bermain di malam hari dengan lampu menyala, untuk menghindari suhu siang hari. Ini benar-benar bebas dari rumput dan pegolf mengambil sepotong kecil "rumput" di gunakan untuk teeing off. Kurangnya rumput tidak mematahkan semangat mereka untuk memasang tanda ini di lapangan golf.

Konsep Desain Pelabuhan Kaohsiung-Taiwan

Indonesia merupakan negara kepulauan atau negara maritim.Pelabuhan sebagai pintu gerbang suatu pulau dengan pulau yang lain apabila  ditata dengan baik dan desain yang membanggakan akan memberikan semangat bagi masyarakat untuk fokus di bidang ekonomi kelautan.


Biro Arsitek HMC yang berbasis di Los Angeles membuat desain Pelabuhan Kaohsiung dan Cruise Service Terminal  di Taiwan. Desain ini terpilih dari  lima finalis. 

Proposal HMC Architects merencanakan visi ikon gateway  ke Kota Kaohsiung, dan jendela ke dunia-luar yang divisualisasikan dari dalam. Ini menciptakan sebuah datum perkotaan baru yang menciptakan suasana yang memungkinkan adanya interaksi antara pengunjung, warga, dan Kota. Pelabuhan 


Kaohsiung sebagai pintu gerbang ini dirancang untuk mendorong kegiatan  secara fisik dan ekonomis agar tercapai transformasi Kota tepi laut dari masa lalu sebagai pusat kegiatan industri menjadi masa depan yang lebih menarik. 

Rancangan ini meliputi kegiatan  pelayaran dan terminal feri internasional, tersedia 700-ruang parkir bawah tanah dan kantor petugas pelabuhan.  Suasananya dirancang untuk memberikan ketenangan dalam kegiatan perjalanan, ruang interior bermandikan cahaya alami yang nyaman dan pemandangan ke laut dan ke kota untuk menciptakan sebuah pengalaman mengesankan bagi turis maritim dan komuter. Sirkulasi di dalam ruang pelabuhan direncanakan agar mudah  di ikuti oleh calon penumpang, memepertimbangkan jalur jalur keluar pelabuhan bila ada bencana atau kebakaran. dan mengakomodasi datangnya sesekali turis kapal pesiar dalam jumlah besar.

Sebagai struktur berkelanjutan yang bergema mulus dengan konteksnya, desain bangunan mengikuti irama alam  dengan mempertimbangkan penyinaran matahari, angin, bangunan kaca transparan yang memberi kesan luas dan dilengkapi berbagai jenis tanaman yang sekaligus mempromosikan perlunya keanekaragaman hayati. 
Sumber. http://forum.vivanews.com/showthread.php?

Inilah desain-desain Arsitektur yang sangat Inovatif dan Megah tersebut.

Konsep Kota Masa Depan yang Ramah Lingkungan

Seperti apa kota di masa depan? Arsitek-arsitek di MAD punya konsepnya. Mereka punya model konseptual untuk Huaxi Citi Centre di Guiyang, China. Konsep peduli lingkungan dipadu dengan teknologi modern terkini di abad 21.

"Konsep kota tidak lagi ditentukan oleh logika revolusi industri yaitu kecepatan, keuntungan dan efisiensi, tapi sudah harus mengikuti aturan alam"

Menurut Dezeen architecture and design magazine, perkembangan perkotaan di China 15 tahun terakhir banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep pro-industri yang kurang terkonsep baik, tidak beraturan, dan "tidak punya hati". Proyek Huaxi diklaim memadukan kebutuhan manusia moderen dengan dunia lingkungan di sekitarnya. Dengan proyeksi bahwa 200 hingga 400 kota baru yang akan dibangun di China di 20 tahun yang akan datang, sepertinya konsep yang peduli lingkungan ini sangatlah bagus.

Bekerja sama dengan Shanghai Tongji Urban Planning and Design Institute, Studio 6, MAD mengembagkan suatu master plan untuk kota Huaxi. Mereka mengundang 10 kantor arsitektur energik untuk mengikuti workshop 3 hari untuk mempelajari bagaimana memadukan unsur-unsur lingkungan dan budaya dalam desain mereka untuk dirumuskan ke dalam satu master plan.

Desain oleh MAD (China):

Puncak gunung dijadikan latar belakang dari satu struktur yang menyerupai kaki bukit di sekelilingnya. Jendela-jendela dan teras di sekeliling bangunannya menampilkan pemandangan indah di sekitarnya.

Desain oleh Serie (UK/India): 

Bangunan ini condong ke satu sisi untuk mengakomodasi area lereng bukitnya.
Desain oleh BIG (Denmark):

Desain oleh Dieguez Fridman (Argentina):

Design by Mass Studies (Korea):

Pada gambar menunjukkan pengembangan dari konsep finalnya, sebuah bangunan multi-level dengan halaman melingkar dan teras-teras.

Desain oleh HouLiang Architecture (China):

Dari dekat:

Desain oleh Atelier Manferdini (USA):

Model  ini menyerupai struktur kristal yang tumbuh.

Design oleh Fujimoto Architects (Japan):

Dari dekat:
Design oleh Rojkind Arquitectos (Mexico):

Design oleh JDS (Denmark/Belgium):

Design oleh EMERGENT/Tom Wiscombe (USA):

             Gambar-gambar di atas via Dezeen

Penataan Pedestrian & Sempadan Sungai di beberapa Negara

 

Kota pada awalnya dimulai dari permukiman yang cenderung mendekai sungai untuk kebutuhan air sehari hari bagi kehidupan dan sebagai sarana transportasi. Dalam perkembangan lebih lanjut, posisi sungai menjadi di tengah kota dan apabila tidak ditata dengan baik akan merusak citra keindahan kota secara keseluruhan. Berikut ini disampaikan beberapa penataan sempadan sungai dan sekaligus sebagai pedestrian bagi pejalan kaki serta penghijauan disekitarnya.  


Di Seoul-Korea Selatan

Sempadan sungai di tengah kota yang nyaman, bersih dan aman bagi anak anak bermain

Jangan salah.... ini adalah sungai buatan yang dulunya jalan raya karena untuk mencapai standar  penghijauan  sebesar 30 % dari luas kota dalam rangka mengurangi pemanasan global.

Pejalan Kali leluasa bergerak di tepi jalan protokol yang luas dan  teduh 

Area pejalan kaki (Pedestrian) aman dari mobil kecepatan tinggi yang remnya  blong karena terlindung pepohonan. sumber foto : http://www.asianbrain.com/korea/


Di Amerika Serikat

Contoh penataan bantaran sungai di Memphis – Tennessee






Contoh desain penataan bantaran sungai di Schuylkill River Park Pennsylvania




Di Paris



 Sungai Seine Paris. Salah satu primadona kota yang dibutuhkan 
warga untuk dinikmati



Penataan Sempadan Sungai di Kota Lyon Perancis



Di Afrika



Bangunan estetik di bantaran Sungai Sabie Taman Nasional Kruger, Afrika


Di Indonesia

Konsep revitalisasi Kalimas Surabaya

Jumat, 17 Februari 2012

Tokyo Lepas Gelar Kota Termahal

Foto: Zurich ketika malam/ propgoluxury.com


Selama ini Tokyo, Jepang didapuk sebagai kota termahal dari dari segi harga properti dan biaya hidup. Tetapi, gelar tersebut terpaksa ditanggalkan dan diserahkan kepada Zurich, Swiss.

Melalui sebuah survei yang dilakukan oleh Economist Intelligence Units's ke seluruh negara di dunia, Zurich menggantikan Tokyo dari harga real estate dan biaya hidup yakni sebanyak dua kali lipat.

Seperti dikutip dari propgoluxury, Jumat (17/2/2012) oleh Property.okezone.com Zurich merupakan kota dengan harga kebutuhan hidup seperti makanan, transportasi, utilitas sekolah, dan real estate juga dua kali lebih besar daripada di New York, Amerika Serikat.

Dari data tersebut didapat, Zurich menang sekira 70 persen lebih tinggi dari semua poin penilaian yang ada.

Berdasarkan skor tersebut, membuat Zurich menjadi pertama kalinya sebagai kota termahal di dunia setelah 20 tahun. Baru kemudian disusul oleh Tokyo, dengan persentase 60 persen.

Kota lain di tiga besar adalah Genewa, Swiss, dan Osaka, Jepang, menempati urutan ketiga. Sementara New York turun sebelas peringkat ke urutan 47 bersamaan denang Chicago dan Los Angeles.

Sementara itu, London, Inggris turun sebanyak 17 peringkat, setara dengan Brussels, Belgia, Wellington, New Zealand, dan Adelaide, Australia. (